Selamat Datang di Portal Budaya Jawa

Inilah Aalasan yang sebenarnya Konspirasi Sunan Kudus Membunuh Sunan Prawoto


Sejarah Islam tidak akan pernah lepas dari sejarah darah, mulai dari awal Islam pada masa khalifah dan sahabat Nabi hingga sampai sekarang sekali pun. Motifnya beragam, mulai dari politik hingga doktrin atau teologi hingga masalah klaim kebenaran.


Tak jauh beda dengan masa Walisongo, konspirasi dan politik juga sangat kental. Namun, konspirasi dan politik yang dilakukan para Walisongo tidak lepas dari sebuah prinsip yang bergaris pada klaim kebenaran, misalnya konspirasi untuk menyebarkan ajaran Islam atau konspirasi pembunuhan sebagai bentuk penegakan kebenaran.

Inilah Konspirasi Sunan Kudus Membunuh Sunan Prawoto

Salah satu konspirasi pembunuhan yang dilakukan tokoh Islam walisongo adalah Sunan Kudus. Inilah konspirasi Sunan Kudus membunuh Sunan Prawoto melalui tangan Pangeran Arya Penangsang sebagai salah satu pewaris tahta Kesultanan Demak Bintoro.

Menurut informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, salah satunya Serat Babad Tanah Jawi, Sunan Kudus terlibat dalam sebuah konspirasi pembunuhan terhadap Sunan Prawoto, putra dari Sultan Trenggono sebagai raja Kesultanan Demak ketiga (adik Pati Unus dan anak Raden Patah).

Konspirasi Sunan Kudus Membunuh Sunan Prawoto diawali sebuah peristiwa pembuhunan Sunan Prawoto terhadap pamannya sendiri, yaitu Raden Kikin. Raden Kikin adalah anak dari Raden Patah dari istri selir, sementara Raden Trenggono adalah anak Raden Patah dari istri permaisuri.
Jadi, Raden Patah sebagai raja pertama Kesultanan Demak punya anak bernama Pati Unus (Pengeran Sabrang Lor) dan Sultan Trenggono dari istri permaisuri, sementara Raden Kikin adalah anak Raden Patah dari seorang selir. Setelah Pati Unus gugur di medan perang melawan pasukan Portugis di daerah Malaka, maka terjadi perebutan tahta antara Raden Trenggono dan Raden Kikin.

Raden Kikin sendiri meninggal dibunuh oleh orang suruhan Sunan Prawoto dan Sunan Prawoto lah yang bertanggung jawab atas kematian Raden Kikin yang tidak lain adalah pamannya sendiri. Dari peristiwa ini, kemudian Sunan Kudus menemui putra Raden Kikin (Pangeran Sekar Seda ing Lepen) yaitu pangeran Arya Penangsang.

Dalam sebuah diskusi, Sunan Kudus bertanya kepada Arya Penangsang yang tak lain adalah murid Sunan Kudus sendiri. Sunan Kudus bertanya: "Apa hukumnya orang membunuh orang lain?"

Arya Penangsang menjawab: "Hukumnya juga harus dibunuh Kanjeng Sunan." Lalu, Sunan Kudus menjawab: "Kalau begitu, sudah seharusnya kakakmu Prawoto dibunuh karena dialah yang membunuh ayahmu."

Dari sebuah obrolan tersebut, bisa dikatakan pula bahwa antara Sunan Kudus dan pangeran Arya Penangsang menjadi dalang utama dari sebuah konspirasi pembunuhan Sunan Prawoto. Walhasil, Sunan Prawoto yang menjadi raja Demak ke empat berhasil dibunuh oleh orang suruhan Arya Penangsang.

Lantas, setelah Sunan Prawoto meninggal, Sunan Kudus yang menjadi panglima perang dewan Walisongo kesultanan Demak ini bersama Pangeran Arya Penangsang juga merancang pembunuhan Sultan Hadiwijaya (Sultan Pajang) alias Joko Tingkir.

Namun, rencana ini gagal karena Joko Tingkir yang merupakan murid Kanjeng Sunan Kalijaga bukanlah orang sembarangan. Akhirnya, Joko Tingkir melalui tangan Ki Ageng Penjawi, Ki Ageng Pemanahan, Ki Juru Mertani, serta Danang Sutawijaya berhasil membunuh Arya Penangsang.

Demikian konspirasi Sunan Kudus membunuh Sunan Prawoto bersama dengan Pangeran Arya Penangsang. Konspirasi yang dimaksud didasari oleh klaim kebenaran dan keyakinan, bukan didasari oleh konspirasi murni untuk kepentingan politis. Kisah ini menjadi salah satu sejarah Islam di Nusantara yang perlu dipelajari lebih lanjut kebenaran hakikinya untuk kemudian menjadi kisah teladan yang baik bagi generasi bangsa.

Ditulis oleh tim Litbang Sejarah Islam Islamcendekia.com diambil dari berbagai sumber. Editor: Lismanto
Share this post :

Posting Komentar

Statistik Blog

Download Basiyo

    Download Dagelan Matarama MP3 - Basiyo

p4tkmatematika.org

 
di Share Oleh : Bambang Setiawan | Wong Matematika | Asli dari Pacitan
Copyright © 2015. Budaya Jawa - All Rights Reserved
Template by Wong Pacitan Modified by MR-BeBe
Proudly powered by BeBeColection