Pada dekade 90an, ketika dimulai era global banyak seni dari luar negeri (baca: barat) menggelontor negeri ini. Dimulai dari seni tari ( ingat: break dance, flash dance), film dan musik menggelegak ditengah seni tradisional yang makin terpinggirkan. Pentas-pentas kethoprak mulai sepi penonton, wayang orang mulai ditinggalkan dan tari pethilan (bahkan yang berlabel tari kreasi baru)pun sudah jarang ditemukan. Para seniman dan pelaku seni pada umumnya sudah mulai banting setir untuk mencari sumber penghasilan baru diluar spesialisasinya. Benar-benar terasa keterpurukan seni tradisional ketika itu.
Disaat sulit semacam itu, bagai oase, Surono, Nanik Ramini, Darsi, Rusman dan banyak tokoh WO Sriwedari Surakarta pada waktu itu, membuat terobosan dengan menampilkan Guyon Maton, sebuah bentuk “lawak gaya baru” dengan tetap mengedepankan unsur hiburan tanpa terlalu jauh menyimpang dari “pakem”. Ketika itu jenis lawak ini banyak ditampilkan pada acara hajatan seperti mantu, khitanan dsb dengan sebutan Guyon Maton Lesmana Wuyung.
Disebut demikian karena tokoh / lakon yang ditampilkan adalah R. Lesmana (putra Raja Astina, yang idiot itu) berdialog dengan emban dan tokoh lain dalam rel “dhapukan” wayang orang. Meski demikian, Guyon Maton Lesmana Wuyung ini, tidak selalu menampilkan tokoh Lesmana tetapi juga Ki Lurah Petruk. Intinya adalah berupaya menampilkan “dagelan” yang lebih halus dibanding “lawak modern” tetapi tak harus mengernyitkan kening semacam Langendriyan Bancak Doyok.
Ketika itu, Guyon Maton Lesmana Wuyung sempat menyita perhatian banyak pecinta seni. Para seniman Wayang Orang dan Kethoprak yang sepi order, dapat mengais rejeki sambil mengespresikan jiwa keseniannnya melalui jenis pentas ini. Sayapun sempat punya kesempatan dan pengalaman langsung serta menerima “tanggapan” guyon maton di dibeberapa tempat, tentunya sesuai dengan kapasitas saya sebagai seniman ajaran.
Saya tidak ingat, kapan Guyon Maton Lesmana Wuyung (baca: Guyon Maton) ini mulai sepi dari berbagai pentas hajatan. Yang pasti, sekarang pantas sejenis itu praktis tak bisa kita temukan. Sekarang pada hajatan mantu dsb, orang lebih suka menoleh ke Organ Tunggal, Dangdut dan Campursari (yang -maaf- sudah kehilangan arah). Saat ini (dibeberapa tempat, tentu) penyanyi cantik, iringan / musik yang cenderung gayeng dan MC yang pintar nyerempet “daerah hitam” dengan berdialog dengan penyanyi, menjadi alternatif.
Ketika tengah “ngolak-alik” kaset bekas di pasar loak minggu kemaren, beberapa judul Guyon Maton saya temukan dengan kondisi “sangat mengenaskan”. Sampulnya sudah kusam, kemasannya sudah pecah disana sini. Kemudian di bagian dalam, pitanya sudah mbundhet total dan ditautkan melingkar begitu saja di tubuh kasetnya. Ganjel gabus yang menjadi nyawa menkanik kaset sudah tidak ada lagi. Ada empat kaset dengan kondisi yang tak jauh berbeda.
Terdorong rasa ingin berbagi, Rp. 500 saya bayarkan pada Mas Agus untuk kaset itu. Kemudian dengan penuh keyakinan saya lakukan perbaikan dengan metode kanibalisme . Satu kaset saya bongkar, kemudian peralatan yang ada didalamnya saya pasangkan untuk memutar kaset yang lain. Begitu selesai, pita dikaset kedua saya pasangkan untuk saya putar dan convert. Demikian setelah seharian empat kaset selesai juga. Dan setelah yakin terhadap hasil convert yang telah saya lakukan. Maka dengan penuh khidmad, kaset pita seharga Rp. 500 itu saya buang. Wussss………..
Nah, untuk mengenang Guyon Maton sekaligus melihat hasil perjuangan saya, berikut ini saya persembahkan beberapa judul Guyon Maton untuk anda!
- Guyon Maton, Petruk Godril (Surono – Darsi)_A
- Guyon Maton, Petruk Godril (Surono – Darsi)_B
- Guyon Maton, Nawangwulan (Waldjinah)_A
- Guyon Maton, Nawangwulan (Waldjinah)_B
- Guyon Maton, Lesmana Godril (Surono – Darsi)
- Guyon Maton, Petruk Dadi Dalang (Surono – Darsi)
- Guyon Maton, Janaloka Gandrung (WO Sriwedari)
(sumber : https://djamansemana.wordpress.com/category/lawak-dhagelan/page/2/)
Mas minta link download nya dong yg update saya ingin mengumpulkan karya nya mbah rusman dan darsi yg ternyata leluhur dari keluarga saya
BalasHapus