Apakah anda penggemar Moliere? Ya, Jean-Baptiste Poquelin atau yang lebih dikenal denganMoliere (1622 – 1673) seorang sasterawan Perancis yang banyak menulis nakah drama komedi. Karyanya banyak diterjemahkan dan seakan menjadi pegangan wajib bagi pemerhati dan prakstisi dunia teater di Indonesia, sampai saat ini. (tentang Moliere dapat dilihat di Wikipedia)
Adalah Rumpis Trimintarta, seorang birokrat (sekaligus dhagelan ; pangapunten Pak Camat) yang memperkenalkan nama Moliere pada saya lebih dua dasawarsa lalu lewat sebuah naskah drama komedi Dokter Gadungan. Dari lelaki inilah saya banyak tambahan referensi tentang buku sastra dan teater ketika itu. Dialah yang mengajari saya untuk hidup digawe penak angger ora sak kepenake. Kendati kami tidak berhasil mementaskan karya itu, tetapi naskahnya katam saya baca. Nah, yang kali ini hendak saya upload, adalah sebuah file MP3 Dhagelan Mataram (Basiyo) yang berjudul Pak Dengkek. Lalu apa hubungannya?
Begini, plot Pak Dengkek dan Dokter Gadungan, nyaris sama. Seorang yang bukan dokter (dukun) dipaksa harus mengobati orang sakit. Sayangnya, dokter tersebut tak mau pamer kepintaran. Oleh karenanya, harus dipukul jika dia mengaku bukan dokter. Hanya begitu! Tapi membandingkan keduanya sungguh sangat menarik.
Basiyo adalah sorang seniman besar yang karyanya selalu original, kendati dia tak berpendidikan tinggi. Banyak guyonan dan cerita lawakannya yang diadaptasi oleh banyak pelawak muda setelahnya, termasuk lakon Pak Dengkek ini. Karya-karya lain yang monumental adalah Pangkur Jenggleng. Dialah yang memperkenalkan jenis tembang Pangkur (yang semula Palaran) di garap dengan cara nyeleneh dan tetap bisa dinikmati sampai saat ini. Selain itu, masih banyak cerita original Basiyo yang lain, yang seakan menjadi wajib bagi pementasa lawak / dagelan. Lihatlah Misalnya, Kepuntir, Impen Daradasih, Pari Bengong, Popok Wewe dan sebaginya.
Saya yakin, Basiyo tidak pernah membaca Dokter Gadungan karya Moliere karena sejauh yang saya dengar cerita yang dipentaskan hanya berupa plot. Selebihnya adalah improvisasi. Sayangnya budaya menulis belum begitu lekat dikalangan seniman kita ketika itu.
Saya Cuma ingin mengatakan, bahwa imajinasi Basiyo dalam membuat karya Pak Dengkek, yang ternyata sama dengan Dokter Gadungan karya Moliere, adalah kebetulan semata. Haqul yakin, Basiyo tidak menjiplak karya Moliere. Lalau apa artinya?
Jika Pak Basiyo mau membuat naskah atau setidaknya meninggalkan tulisan-tulisan terkait dengan karyanya, tak berlebihan rasanya menyandingkan Basiyo dengan Sastrawan besar Perancis, Moliere.
Posting Komentar